Wednesday, February 27, 2013

Hirschsprung Diseases


 PENYAKIT HIRSCHSPRUNG

Dikenal beberapa tehnik operasi pada Penyakit Hirschsprung, antara lain: Soave, Swenson dan Prosedur Duhamel.

Prosedur Duhamel 
    Prosedur ini diperkenalkan Duhamel tahun  1956  untuk mengatasi  kesulitan diseksi pelvik pada prosedur Swenson. Prinsip dasar prosedur ini adalah menarik kolon proksimal yang ganglionik ke arah anal melalui  bagian posterior rektum yang aganglionik, menyatukan dinding posterior  rektum yang aganglionik dengan dinding anterior kolon proksimal yang ganglionik sehingga membentuk  rongga  baru dengan anastomose  end to sid.

  Prosedur Duhamel asli memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sering  terjadi stenosis, inkontinensia dan pembentukan fekaloma di dalam puntung rektum yang ditinggalkan apabila terlalu panjang. Oleh sebab itu dilakukan beberapa modifikasi prosedur Duhamel, diantaranya : 
  1.  Modifikasi Grob (1959) : Anastomose dengan pemasangan 2 buah klem melalui sayatan endoanal setinggi 1,5-2,5 cm, untuk mencegah inkontinensia;
  2. Modifikasi Talbert dan Ravitch: Modifikasi berupa pemakaian stapler untuk melakukan anastomose side to side yang panjang;
  3. Modifikasi Ikeda: Ikeda membuat klem khusus untuk melakukan anastomose, yang terjadi setelah 6-8 hari kemudian;
  4. Modifikasi Adang: Pada modifikasi ini, kolon yang ditarik transanal  dibiarkan prolaps sementara. Anastomose dikerjakan secara tidak langsung, yakni pada hari ke-7-14 pasca bedah dengan memotong kolon yang prolaps dan pemasangan 2 buah klem; kedua klem dilepas 5 hari berikutnya. Pemasangan klem disini lebih  dititik beratkan pada fungsi hemostasi.

No comments:

Post a Comment