Monday, February 24, 2014

Coitus Interruptus


Coitus Interruptus / Senggama Terputus


Adalagi cerita menarik dari kamar praktek. Kejadiannya sebenarnya lebih dulu dari cerita "Anal seks". Hari itu Sabtu 8 Februari, datanglah seorang perempuan muda berumur 22 tahun beserta ibunya berumur paruh baya. Keluhan utamanya perut perempuan muda ini sudah seminggu ini terasa sakit. Sakit hilang timbul, terasa terutama pada ari-ari. Bagaimana dengan menstruasinya tanya saya, "Mens nya telat 3 bulan ini Pak". Memang mens suka terlambat tanya saya lagi, ia menjawab memang menstruasinya suka terlambat dan ibunya juga membenarkan. 

Setelah selesai anamnesa maka saya seperti lazim seorang dokter maka dilakukanlah pemeriksaan fisik. Hasilnya pada palpasi teraba masa di supra simfisis, masa teraba sampai pertengahan pusat dan simfisis. Sewaktu melakukan pemeriksaan fisik ibunya sempat juga bertanya curiga pada anak gadisnya ini, apa dia berbuat salah, apa anak gadisnya ini telah berbuat bukan-bukan. Sang anak pun menjawab dengan yakinnya bahwa tidak ada dia berbuat seperti itu. " Saya gak ada berbuat itu Mak, saya gak mau permalukan keluarga dengan berbuat seperti yang Ibu tuduhkan". 

Saya pun lanjutkan pemeriksaan dengan pemeriksaan tambahan. USG kebetulan ada ditempat saya praktek. Maka dengan didampingi perawat saya USG lah perut ini gadis. Alangkah terkejutnya saya ternyata dari monitor USG tampak lah janin bayi yang tampak bergerak dan berdenyut. Ibunya yang melihat bertanya apa hasilnya, saya jawab nanti lah saya jelaskan sama ibu jawab saya. Dengan sopan saya minta sang ibu keluar sebentar. Dalam kamar praktek itu tinggal lah kami bertiga, saya dengan pasien saya dan didampingi oleh seorang perawat.

Saya berhasil meyakinkan pasien saya untuk bercerita. Semula dia bersikeras bahwa dia tidak ada melakukan hubungan seks. Setelah saya korek dia mulai mengaku dia sudah punya pacar. Anak sekarang kan kalau pacaran sudah biasa melakukan “ Petting” pancing saya lebih dalam. Ternyata apa yang dilakukan pasien saya ini lebih jauh lagi. “ Pacar saya menembakkan spermanya ke atas perut, nggak tumpah didalam”. Hmm rupanya masih masa pacaran aja ini anak udah KB, gak tau dia kalau Coitus Interruptus punya angka kegagalan tinggi. 

Ok 

Wednesday, February 19, 2014

Anal Sex

Anal Sex


Pagi ini Kamis 20 Februari 2014, saya kedatangan pasien muda wanita 18 tahun, diantar ibunya yang berumur paruh baya. Sang ibu mulai bercerita entah apa saya gak tau semua arti kata dan kalimat yang keluar dari mulut ibu ini, maklum baru satu setengah bulan kerja di negeri "halak hita" ini. Meskipun hanya mengerti satu dua kata saya sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa anak gadis sang ibu ini keluhan utamanya adalah benjolan di anus sejak satu bulan ini. 

Setelah di inform consent sang ibu dan anak bersedia untuk diperiksa bagian tubuhnya yang sakit. dari inspeksi saya sudah dapat mendiagnosa bahwa pasien saya yang notabene masih sekolah di pondok pesantren yang tinggal di asrama ini mengidap penyakit kelamin yaitu veruca vulgaris. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang berbentuk jengger ayam.

Namun saya belum yakin dengan itu. Dengan sopan saya minta ibunya keluar sebentar, lalu saya bersama perawat pendamping yang tinggal di dalam kamar periksa, mulai menggali pada pasien saya ini tentang penyakitnya. Saya berhasil meyakinkan dia kalau apa-apa yang dia sampaikan tak akan diberitahu kepada ibunya.

Alangkah terkejutnya saya ternyata memang betul penyakit yang dideritanya ini adalah penyakit kelamin. Kok bisa ya.. anak santri yang tinggal di pondok pesantren yang berada di suatu perkampungan kecil terjangkit penyakit ini dan tumbuh di anus lagi.

Dari pengakuannya baru saya ketahui mondok sebagai santri tidak jaminan anak terbebas dari pergaulan bebas. Barang kali badannya terkurung namun oleh karena komunikasi dengan dunia luar bebas seperti handphone dan internet leluasa ia dapatkan, tak heran jika ada kesempatan walau sekejap dapat dapat ia gunakan. 

Kesempatan liburan yang digunakan. "Bermalam?" tanya saya, "tidak" katanya. Ia pergi dengan pacarnya yang kuliah di Medan, waktu liburan dia diajak ke rumah saudara pacarnya yang kebetulan kosong. Dirumah saudaranya itu lah sang pacar mengajak berhubungan badan lewat anal. Cerdik juga karena dengan begitu tidak merusak keperawanan dan tidak akan hamil. Saya gak tahu apakah hanya itu alasan nya atau ada alasan lain misalnya dengan anal seks belum masuk pengertian zina? Karena zina pengertiannya adalah masuknya kemaluan laki-laki kedalam kemaluan perempuan? 
Saya sedikit beri pemahaman bahwa hal itu termasuk dosa besar dan di larang agama. Jangan kan belum jadi pasangan syah, suami istri yang sudah nikah pun tidak dibolehkan anal seks, itu adalah diluar batas, apalagi ini bukan pasangan yang syah. Pasien saya pun hanya tertunduk diam.